
ESENSI7.COM MAMUJU-
Perjuangan masyarakat Karossa dan Sarasa dalam mempertahankan kampungnya yang akan menjadi area konsesi tambang pasir akhir-akhir ini menyita perhatian. Upaya penolakan terhadap segala bentuk operasi pertambangan di muara sungai benggaulu masif dilakukan oleh warga karossa dan sarasa. Menurut warga, keberadaan tambang pasir ini akan mengakibatkan kerusakan ekologis, seperti abrasi. Hal ini kemudian menurut warga mengancam seluruh wilayah perkebunan sawit miliknya. Selain sawit, warga juga bekerja sebagai nelayan serta membudidayakan ikan di tambak. Hal ini juga yang akan terancam dari rencana ekstraktif pertambangan pasir.
Warga melihat PT. ASR sebagai perusahaan yang melakukan penambangan di wilayah karossa dan sarasa terus melakukan upaya agar operasi pertambangan pasir bisa berjalan. Bahkan mungkin menggunakan cara yang tidak lazim yakni dengan cara pemaksaan dan manipulasi informasi.
Sikap warga tentu saja satu, yakni dengan tegas menolak berbagai rencana operasi yang mengancam ruang hidup mereka.
Ditemui di salah satu cafe di mamuju tengah putra H damris, Rian Saputra Damris menegaskan bahwa dirinya berdiri bersama dengan warga yakni menolak rencana tambang tersebut.
"Yah, saya berdiri bersama rakyat. Apa yang dilakukan oleh rakyat karossa dan sarasa adalah upaya mempertahankan kampung halaman mereka. PT. ASR akan datang dan merampas ruang hidup mereka, dan hal yang sangat wajar jikalau mereka menolaknya. Siapapun yang berjuang untuk mempertahankan haknya, kita harus mendukungnya. Kehendak rakyat di atas segalanya, jika ada yang mencoba coba mengancam dengan kekuatan premanisme saya mengajak masyarakat bersatu lawan dengan cara premanisme juga” Tegas Rian.
LEAVE A REPLY